I Lost You | Kumpulan Cerpen

Hai sobat blogger jumpa lagi di blog ane yaitu Esswe Zone dengan kumpulan cerpennya, hari ini ane mw posting cerpen lagi nie guys......
cerpen kali ini berjudul "I Lost You"

***
i lost uAku masih di sini. Aku masih menunggumu. Aku ingin hidup berdua denganmu. Berbagi canda tawa denganmu. Berbagi kasih sayang. Menatap matahari sore hari. Melihat gemerlapnya bintang di malam hari. Menikmati semangkuk mie ayam berdua. Aku merindukan itu semua. Aku merindukanmu.
***
Aku duduk di tepian pantai. Menatap ombak yang terus saja membajiri pasir putih ini. Menyeret ribuat debu untuk beradu dengannya. Aku melihat sosok laki-laki di tengah ombak. Dia tengah melambaikan tangan padaku. Dia... Aku mengenalnya. Aku sangat mengenalinya. Dia... Dia Reyhan. Dia kekasihku yang saat ini tengah aku tunggu. Aku akan menyusulmu. Tunggu di sana. Jangan pergi...
“Reyhan... Tunggu aku! Jangan pergi!“ Aku melihat Reyhan melambaikan tangan dan dia terus berjalan lurus di tengah ombak hingga dia tak terlihat lagi. Dia... Dia hilang ditelan ombak.
“Reyhan!!“ Aku masih berlari menuju tempat di mana Reyhan melambaikan tangan padaku. Aku merindukannya. Aku ingin memeluknya. Dia datang lagi. Namun, kenapa secepat itu dia meninggalkanku. Belum sempat aku memeluknya untuk melepas kerinduanku. Dia... Dia jahat!
“Hey, tunggu! Berhenti di situ. Jangan berlari lagi, nanti kau terbawa ombak!“ Samar-samar aku mendengar suara seseorang meneriakiku dari belakang. Dia siapa? Berani beraninya dia mencegahku. Aku ini tengah menghampiri Reyhan Kekasihku. Kenapa dia melarangku? Tau apa dia tentangku.
“Ayo ikut aku!“ Seseorang menyeret paksa tanganku meninggalkan tempat itu. Aku berusaha melepaskan genggaman tangannya. Namun, susah sekali. Tangannya terlalu kuat.
“Lepaskan aku! Aku ingin mengejar kekasihku!“ Aku meronta-ronta. Mencoba melepaskan tanganku dari genggamannya. Namun, dia tetap menggenggam erat tanganku. Dia menyeretku ke tepi pantai. Dia membawaku pergi jauh dari tempat Reyhan. Lancang sekali dia.
“Apa kau gila? Hampir saja kau terseret ombak!“ Laki-laki itu berucap keras padaku. Dia memarahiku.
“Kau yang gila! Gara-gara kau, aku jadi kehilangan kekasihku! Dia sudah berlari jauh ke sana! Jika saja kau tidak menghalangiku, pasti aku sudah bersamanya sekarang!“ Aku ganti memarahinya. Memangnya dia siapa? Memarahiku seenaknya!
“Dasar gadis aneh! Mana ada kekasihmu di sana? Di sana hanya ada ombak!“ Laki-laki itu menunjuk lautan.
Jantungku serasa ditancap ribuan jarum. Sakit sekali. Air mataku tiba-tiba menetes. Aku sudah tak sanggup membendungnya. Mengingat kepergian Reyhan dari sisiku, membuatku sangat terpukul. Kekasih yang sangat ku cintai hilang lenyap bersama deruan ombak laut. Hingga dia pulang tanpa nyawa.
***
Aku mencoba mengikhlaskan kepergian Reyhan. Namun, itu sangat sulit. Hari-hari kini ku jalani tanpanya. Aku masih ingat saat dulu dia selalu menjemputku berangkat sekolah. Dia yang selalu menyemangatiku untuk terus maju. Aku tidak yakin akan bisa melanjutkan hidupku dengan baik tanpa dia.
“Sudah jangan menangisi Reyhan lagi. Nanti dia pasti sedih ngeliat kamu nangis di sini,“ ucap laki-laki di sampingku. Dia adalah Sami. Laki-laki yang pernah memarahiku di pantai saat aku menyusul Reyhan dulu.
“Aku nggak nangis, kok. Nggak tau kenapa air matanya jatuh sendiri,“ ucapku sambil mengusap air mataku.
“Kamu tuh ada aja alasannya. Sini aku bantu.“ Sami duduk menghadapku. Mengusap pipiku yang penuh air mata.
Sami. Dia adalah laki-laki yang baik. Dia yang selalu menyemangatiku disaat aku rapuh kehilangan Reyhan. Dia tak pernah lelah membujukku agar aku tidak terus-terusan menangisi Reyhan. Walau aku selalu mengabaikannya. Aku tidak bisa. Reyhan terlalu indah untukku. Aku tidak sanggup kehilangannya.
Ingin rasanya aku menyusulnya. Berada di Surga Tuhan yang paling indah. Hanya ada aku dan dia. Tidak ada yang lain.
***
Hari ini aku dan Sami berniat berkunjung di kampung coklat. Tempatnya tidak terlalu jauh dari tempat tinggal kami. Dia bilang, coklat bisa membantuku mengurangi galau dan rasa sedihku. Makanya dia mengajakku ke kampung coklat karena di sana terdapat berbagai macam bentuk dan jenis coklat.
Waktu 1 jam ternyata cukup untuk mengantarkanku dan Sami ke kampung coklat.
Tempatnya indah sekali. Di halaman depan terdapat miniatur-miniatur yang terbuat dari coklat. Yang paling ku sukai adalah miniatur minion. Sangat lucu dan menggemaskan. Rasanya ingin sekali aku menyentuh dan mencubitnya.
“Hey, jangan disentuh,“ ucap Sami. Tangannya menghalangi tanganku yang hendak mengambil miniatur itu.
Aku cemberut dan meninggalkan dia yang masih berdiam di tempat. Awal yang buruk.
“Adel, jangan marah.“ Sami mengejarku yang sudah berada di dalam lingkungan kampung coklat. Ada banyak tiruan tiruan pohon dari coklat. Ada juga air mancur yang meluncurkan cairan cairan coklat. Uhhh... Rasanya aku ingin memakan semua coklat di sini.
“Adel, tunggu!“ Sami menarik tanganku dari belakang. Aku menoleh. Aku melihat wajah Sami yang kusut, terlihat sangat lucu.
“Sam, kamu lucu sekali. Hihi...,“ aku mencubit pipinya.
“Suka sekali menjahiliku.“ Sami berlalu meninggalkanku.
Apa-apaan ini? Setelah bersusah payah dia mengejar dan akhirnya dia mendapatkanku, dia malah pergi begitu saja? Oh Sami... Kenapa aneh sekali dirimu itu.
***
Hari-hari yang ku lalui bersama Sami terkesan begitu indah. Tidak ada lagi air mata kesedihan untuk mengenang Reyhan. Semuanya karena Sami. Dia yang mengajarkanku arti kehidupan. Dia juga yang mengajarkanku arti kehilangan. Karena pada dasarnya semua orang akan hidup kemudian dia akan pergi lagi sesuai garis yang telah ditentukan oleh Sang Pencipta.
Reyhan mungkin dulu memanglah orang yang sangat ku cintai. Hari-hari selalu ku lalui bersamanya. Hingga saat dia pergi aku merasa aku juga kehilangan kehidupanku. Namun, ternyata semua itu salah. Aku memang mencintainya. Namun, kami memiliki hidup masing-masing. Kami terlahir sendiri dan akan pergi sendiri. Semuanya telah diatur oleh Sang Pencipta.
***
'BRAAAK'
Sebuah truk menghantam tubuh Sami. Tepat di hadapanku. Aku tercekat. Tubuhku kaku. Aku tak bisa berbuat apa-apa. Aku juga tidak bisa berucap, bahkan teriak. Kejadian itu benar-benar membuatku syok.
“Dok, tolong selamatkan sahabatku,“ ucapku seraya memandang dokter penuh harap. Aku benar benar berharap kali ini Tuhan mendengar do'aku. Aku tidak ingin kehilangan seseorang yang berarti dalam hidupku untuk kedua kalinya.
Aku belum siap, Tuhan. Tolong jangan ambil dia. Aku masih ingin bersamanya. Menghabiskan waktu hanya berdua dengannya. Dia sahabat terbaikku. Dia yang selalu menguatkanku. Aku mohon... Jangan ambil dia.
“Bagaimana Dok keadaan sahabatku?“ Tanyaku saat Dokter keluar dari ruangan Sami. Dokter tertunduk tak berucap. Dia hanya menggeleng sesaat sebelum dia meninggalkanku.
Tubuhku lemas. Syarafku serasa tidak berfungsi lagi. Apakah ini jawaban atas do'aku pada-Mu, Tuhan? Mengapa kau mengambilnya? Mengapa kau mengambil seseorang yang berarti dalam hidupku untuk kedua kalinya? Ini sangat tidak adil, Tuhan. Aku selalu saja kehilangan mereka yang dekat denganku. Aku tidak sanggup. Kenapa tidak kau tukar saja nyawaku dengannya. Aku tidak bisa melihat raganya tak bernafas...
***
Reyhan. Sami. Dua orang yang berbeda namun sama-sama berarti di hidupku. Kedatangannya di hidupku meninggalkan kisah-kisah yang manis. Hingga mereka meninggalkan kisah pahit di akhir hidupnya. Aku kehilangan mereka. Aku tidak bisa bersama mereka lagi.
Aku merindukan mereka.
Reyhan...
Sami...
I Miss You...
*** End ***
Karya dari Aniez



Semoga bermanfaat Cerpen saya kali ini.....
untuk dapat melihat kumpulan cerpen saya lainnya silahkan lihat pada kumpulan cerpen hanya di Esswe Zone 

I Lost You | Kumpulan Cerpen Rating: 4.5 Diposkan Oleh: Unknown

No comments:

Post a Comment