Blue Moon Part#2 | Kumpulan Cerpen

Esswe Zone | Kumpulan Cerpen | Hay sobat Esswe Zone Gimana Cerpen ane yang berjudul Blue Moon pasti pada penasaran kelanjutannya kan, ok langsung aja ya ane posting kelanjutannya...
Simak baik-baik ye......

 "Blue Moon"
Author : Risa Ameliaa
Part 2
blue moon2
>>>>>>>
>>>>>>>>>>>>>>>>
"Daniaaaa!!!"
Teriakan keras yang terdengar hingga ujung kelas membuat roti yang tadinya hampir tergigit sempurna jatuh ke lantai.
"tidak usah berteriak Sit, aku tidak setuli itu." jawab Dania, dia langsung berdiri dan bersiap untuk meninggalkan wanita yang kini telah berada didepannya.
"tunggu, kau mau kemana?" tanya sita "aku sangat kewalahan mencari tubuhmu yang semungil ini!" lanjutnya.
"Kau membuat makan siang ku gagal, dan aku harus ke kantin karena sepertinya perut 'lucu' ku ini telah berteriak minta tolong" jawab Nia sinis.
"Tapi pak Purnomo mencarimu!" kata Sita.
"Buat apa?"
"Aku tidak tahu, sepertinya dia sedang marah kepadamu Dan" tebak Sita "Kasus apa lagi?"
Lapar yang sedari tadi menyerang Dania mendadak meluap begitu saja.
"ah sial" gerutunya "seperti biasa sit" jawabnya enteng
.
"tidur? lagi?" Sita tak pernah bisa mengerti kenapa Dania selalu berpikir tenang padahal Dia sudah pernah di skors selama 7 hari karena tertidur, lebih tepatnya sengaja tidur.
.
"Aku pergi dulu"
.
"mau kemana?" tanya sita lagi
.
"bukankah kau bilang pak Purnomo mencariku?" kata Dania.
.
"Ah, aku pikir kau ingin pergi ke kantin"
.
"aku memang ingin ke kantin". Dania kemudian beranjak berlalu meninggalkan Sita.
"Selalu saja" desis Sita.
* * *
setidaknya perutku harus terisi penuh sebelum mendapat 'nyanyian merdu' dari pak purnomo. katanya dalam hati.
.
setelah berhasil menghabiskan semangkok bakso dan sepiring nasi goreng, Dania langsung menuju ke kantor pak purnomo.
Karena terburu-buru, dia menabrak dan ditabrak salah seorang murid disekolahnya karena nampaknya murid itu juga sedang terburu-buru.
brakk.. mereka berdua tersungkur, nampaknya tabrakan itu cukup keras karena salah satu dari mereka ada yang tengah berlari.
"sialan" gerutu Nia.
orang yang ditabrak tadi lebih dlu berdiri dan berlalu meninggalkan Nia.
"Hoiii, kau tidak ingin membantu ku berdiri?" teriak Dania.
Orang yang telah berjalan beberapa langkah itu berpaling sebentar menuju arah suara dan kemudian berlalu lagi.
karena kesal, Nia berteriak sangat keras, untung saja lorong ditempat ini sepi sehingga tidak ada orang lain yang mendengarnya selain tentu saja orang yang kini tengah berada sedikit jauh di depannya.
Namun orang itu tetap melanjutkan langkahnya meninggalkan Nia. Dia tuli atau tidak bisa mendengar sih gerutunya.
ketika hendak bangkit berdiri, Dania meringis hingga akhirnya tersungkur kembali.
"Kau!! Bisakah kau membantuku berdiri!!!" teriak Nia sekali lagi "Tolonglah, kakiku sepertinya terkilir... dan aku tidak bisa berdiri" lanjutnya lagi kali ini dengan nada yang sedikit melemah, lebih tepatnya setengah memelas.
Orang yang berada di depan Dania itu menghela napas panjang, lalu berbalik ke arah Dania.
"Terimakasih kare..." belum sempat melanjutkan perkataannya, orang itu ternyata berlalu dan masuk ke sebuah ruangan. Dania yang tadinya mulai berpikir hal yang baik tentang orang itu, mendadak murka kembali.
"Dasar pria tidak tau diriii!!!!" teriaknya kasar. Pria yang hampir masuk ke ruangan itu mendadak berbalik dan menuju ke arah Nia. mendadak Nia menjadi sedikit takut karena bagaimanapun dia itu perempuan, dengan kaki yang terkilir. Apa dia tersinggung? dan marah atas perkataanku tadi, jangan2 dia ingin memperkosaku dan memutilasiku menjadi 55 bagian yang kemudian akan digiling menjadi bakso. Nia bergidik membayangkan hal itu, sementara Pria itu terus mendekat dengan tatapan seperti -habislah-nyawamu-kali-ini. Nia memejamkan matanya dan menutup mukanya, Nia merasa seperti tangannya kini tengah ditarik sesuatu.
"Kalau kau seperti itu, bagaimana aku bisa memapahmu." kata pria itu sinis.
Dania membuka matanya dan mendapati sosok yang mungkin dikenalnya.
"Ryo?" tanya Nia dengan heran.
"Kau pikir tadi itu siapa? setan" jawab Ryo dingin.
"Ah maaf, aku tidak terlalu mengingat wajahmu" kata Dania asal.
"Aku tidak heran kau lupa wajahku" gumam Ryo
"Heh?" Diana mengernyit
"Kau bodoh dan daya ingatmu sangat payah" ucap Ryo dingin.
"Eeehh, apa yang kau lakukan" tanya Nia saat dia merasa tubuhnya telah berada dipunggung Ryo.
"Menggendongmu"
"Apa tidak sebaiknya dipapah? dan bukankah tadi kau bilang kau ingin memapahku?"
Dania mencari alasan karena dia tidak terbiasa disentuh laki2.
"Kalau dipapah, butuh dua orang, dan merepotkan." Ryo berjalan meninggalkan lorong itu dengan menggendong Dania.
Sejenak tidak ada yang berbicara.
.
"Kau sangat berat" kata Ryo memecah kesunyian "Dan aku harus berjalan 9 M lagi, yang benar saja!" Ringisnya.
Ruangan tempat pak Purnomo memang terbilang cukup jauh dan terpisah, sekitar 15 m dari kelas Nia, itulah yang menyebabkan beliau sering terlambat masuk mengajar.
"Kau menyesal membantuku?" kata Dania dengan nada sedikit kecewa.
"Bukan membantumu, tapi terpaksa menolongmu" ralat Ryo.
Dania memukul kecil bahu Ryo.
"Hey itu sakit" desis Ryo
"Biar saja" Dania terus memukul bahu Ryo hingga akhirnya Ryo kehilangan keseimbangan dan mereka terjatuh.
"Sudah kubilang kan!" kembali tatapan Ryo dingin. Kali ini dia mengangkat Dania lagi dan menggendongnya tanpa bersuara sedikitpun.
* * *
"Terimakasih" Dania memecah kesunyian. setelah membaringkan Dania diruang UKS, Ryo berlalu dan melambaikan tangan keatas dengan posisi membelakangi Dania, hingga akhirnya menghilang di ujung pintu.
* * *
Adrian tengah berkutat dengan laptopnya, dia nampak sangat serius, namun tiba2 Ryo datang mengejutkannya.
"Ah kau Ryo!" ungkapnya dingin.
Ryo yang berdiri dibelakang sambil memegang sesuatu ditangannya menghampiri Adrian.
"Hebat, padahal aku belum berbicara tadi." jawab Ryo santai.
"Aku telah lama mengenali aura mengerikan itu teman" Adrian berdecak.
"Kau benar2 mengenaliku, apa kau juga salah satu dari sekian banyak fans ku?"
Adrian tertawa mendengar ungkapan itu.
"Siapa lagi yang dengan berani masuk kekamarku tanpa izin kalau bukan kau!" jawabnya datar.
"Ah, ini data yang kau minta" Ryo menyerahkan setumpuk kertas "Kau tau? aku mendapatkannya diruang guru sejarah. Aneh bukan?"
"Mungkin dia terlibat" Adrian menatap lurus ke arah Ryo.
"Aku tidak suka menduga, tapi sepertinya dia bukan salah satu dari mereka!" gumam Ryo
"Nah sekarang kau pun sedang menduga" tukas Adrian kesal.
"Dan kau tau.."
"Tidak" tanggap Adrian.
"Aku belum selesai bicara" Ryo mendesah kesal.
"aku tau" jawab Adrian "Apakah kau menyukainya?".
"Tidak." sergah Ryo cepat "Aku hanya terpaksa dan sedikit bersalah" lanjutnya.
"Tapi Ryo yang ku tau tidak pernah merasa bersalah dan kasihan terhadap orang lain" goda Adrian.
"Aku tidak menyukainya!" Ryo menyangkal lagi.
"Belum" kata adrian datar "Kelak dia akan menjadi bagian terpenting bagimu..." dia mendesah pelan
"Mungkin juga bagiku" katanya dengan suara serak.
mereka membatu.
.
"Aku tau, tapi ah sudahlah, jangan menerawang hal yang belum jelas." Ryo mencengkram pelan temannya itu dan beranjak meninggalkan Adrian.
"Tunggu" sergah adrian "Mungkin saja dia bagian dari kita" lanjutnya.
Ryo menoleh sebentar lalu tersenyum samar.
"kau terlalu banyak menduga Adrian" gumamnya pelan.
***

>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>BERSAMBUNG<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<


Semoga bermanfaat Cerpen saya kali ini yang berjudul "Blue Moon Part#2".....
untuk dapat melihat kumpulan cerpen saya lainnya silahkan lihat pada kumpulan cerpen hanya di Esswe Zone 

Blue Moon Part#2 | Kumpulan Cerpen Rating: 4.5 Diposkan Oleh: Unknown

No comments:

Post a Comment