Hai Sobat setia Esswe Zone dalam artikel kali ini saya akan berbagi Cerpen, sobat esswe zone bisa melihat cerpen lainnya di Kumpulan Cerpen
Cerpen kali berjudul Serdadu Lapangan Hijau.......
selamat membaca.......
Awalnya gelap, tapi perlahan aku bisa melihat semuanya secara utuh, aku sadar yang kupandangi adalah cakrawala yang digelayuti koloni awan2 mendung,rupanya tubuhku dalam keadaan rebah,
yang aku ingat tadi ada sebuah kaki yang menghentikanku berlari,aku sedikit oleng lalu tersungkur mendarat tepat disini.
aku membenahi posisi tubuhku,berjongkok dengan lutut menghunjam tanah yang sedikit becek dan ditumbuhi rumput pendek jarang2. kupandangi sekeliling,dua kelompok orang dengan seragam berbeda bertebaran di sekitar lapangan,nyaris semuanya memandang ke arahku. di pinggir lapangan lebih banyak lagi orang2,hanya saja mereka tidak memakai seragam yang sama.
babak pertama telah usai dan timku benar2 babak belur,kami tertinggal 5 gol tanpa balas,semua wajah rekan2ku termasuk pelatih tertunduk lesu bagai tengah mengheningkan cipta. "mungkin sebaiknya kita menyerah saja, kita pasti tidak akan mungkin bisa menang." ujarku setelah pak ahmad berpidato panjang lebar mengkritisi &; menasehati kami di sela2 waktu istirahat.
semua mata tertuju ke arahku kecuali pak ahmad yang dengan wajah tidak senang langsung menghampiri pak salim asistennya,mereka saling berbisik sebentar lalu pak ahmad berlalu meninggalkan tim kami, "kapten ikut aku !" panggilnya sebelum keluar dari ruangan, aku sadar kalau yang di maksud olehnya adalah diriku,diruangan ini hanya aku satu2nya pemain yang mengenakan ban kapten yang melingkar dibahu. rupanya kata2ku barusan mengundang masalah. dengan hati was2 aku mengikuti pelatih sekaligus guru ipa disekolahku itu.
"seharusnya kamu tidak mengatakan itu di depan tim" tegurnya ketika kami sampai di ruangan yang bersebelahan dengan loker pemain. "tapi situasinya memang benar2 sulit,kita sudah benar2 tertinggal" belaku.
"kamu ini kapten tim,bagaimana mungkin pemain lain akan terus bermain kalau kamu sendiri menyerah." sahut pak ahmad setengah berteriak.
"itu bukan keinginan saya,bapak sendiri yang memilih saya jadi kapten tim,padahal masih banyak pemain yang lebih bagus & bapak sendiri juga sudah tahu kalau permainan saya jelek"
aku sadar kalau aku telah menjatuhkan harga diriku sebagai pemain sepak bola,rasanya seperti ketika salman pemain yang 5 tahun lebih muda dariku menggulirkan bola melewati kedua kakiku saat latihan,istilah populernya "dikolongin" tapi aku tidak peduli pelatih sendiri pun tahu kalau aku tidak terlalu berbakat bermain sepak bola,tapi justru ia memilihku sebagai kapten tim,padahal masih banyak pemain yang jauh lebih bagus dariku,seperti hasan yang mampu menjuglling bola 100 kali tanpa menyentuh tanah,atau adrian yang mampu menendang secepat roket. bahkan aku pun tidak bisa melakukan keduanya.
"lantas menurutmu apa alasan aku memilihmu menjadi kapten tim?" pelatih justru balik bertanya padaku. "mungkin karena akulah yang paling tua." aku rasa itu jawaban yang paling logis. "itu hanya salah satunya,masih ada lagi" sahut pak ahmad menagih jawaban lain. aku hanya terdiam tak tahu lagi harus bilang apa.
"nak., seorang kapten itu bukan hanya mereka yang pandai,atau lihai bermain,rajin mencetak gol,atau punya bakat hebat"
"seorang kapten itu adalah ia yang pertama berdiri memimpin rekan2nya untuk tidak menyerah sekalipun tidak ada harapan untuk menang,melambungkan semangat pemain lain dengan dorongan & dukungan semangatnya,merendahkan hati & menenangkan emosi yang lain dengan nasehat & kebijaksanaanya,mensuplai sportifitas & setitik harapan pada tim. perjuangan & kerja kerasnya tidak mengenal lelah ataupun kalah. ia akan berdiri bangkit sekalipun hatinya berkata kalau ia tidak akan pernah menang. sekilas aku melihat itu semua ada pada dirimu nak,oleh karena itu aku memilihmu menjadi kapten tim." tutur pak pelatih memberikan wejangan. "tapi untuk apa kita terus berjuang kalau kita tahu kita tidak akan menang?" aku masih keras kepala. "nak., pertandingan itu bukan soal menang ataupun kalah,tapi bagaimana kita menyikapi keduanya,saa kita menang kita diajarkan untuk tetap rendah hati & bersyukur,ketika kita kalah kita diajarkan untuk tidak menyerah,putus asa atau sedih berkepanjangan,emosi marah & sikap tidak sportif lainya."
"apakah kita salah terus berjuang disaat seperti ini,baiklah., paling tidak nanti kita kalah bukan sebagai pengecut atau pecundang. tapi kita serdadu yang telah berjuang,kita kalah terhormat. lagi pula bukan alasan yang logis kita menyerah karena tertinggal lima gol,kecuali tak ada lagi pemain yang mampu bermain. sekalipun tetap kalah kita tidak akan putus asa & bersedih usai pertandingan,kita bisa merasa bangga dan bahagia telah berusaha sekuat tenaga. kita bisa pulang dengan wajah tegak dan tersenyum. bangunlah nak,pimpin rekan2mu kembali ke lapangan,berjuanglah bersama mereka. runtuhkan rasa takut & putus asamu,songsong semangat dan harapan bagi tim ini." pungkas pak ahmad benar2 membuka hatiku,meluruskan pola pikirku,memberikan harapan & melambungkan semangatku. "terima kasih pak,sekarang saya sadar & mengerti" jawabku di sertai anggukan.
selanjutnya aku kembali ke loker pemain,disana rekan2ku tidak lagi tertunduk layu,wejangan pak salim membangkitkan semangat mereka,aku tersenyum pada mereka.
"ayo kita kembali berjuang ke lapangan,kita tunjukan kalau kita tidak akan menyerah !!! " teriakku, "yaaa!!!" sahut semua dengan serempak.
(50 menit kemudian...)
Aku masih berjongkok dengan lutut bertumpu pada rumput lapangan usai tersungkur tadi., sayup2 ku dengar teriakan penonton di pinggir lapangan,lalu kudengar bunyi peluit panjang ditiup wasit. dipojok lapangan kulihat seorang pemain berdiri usai bersujud syukur,salah satu selebrasi yang begitu ku suka usai mencetak gol,yang bisa membuat hati orang merinding dan terharu melihatnya. ahh..mencetak gol? kami berhasil mencetak gol rupanya? apakah kami menang? ,aku sedikit tidak ingat apa yang terjadi sebelumnya,buru2 ku alihkan pandanganku pada papan score,senyumanku tidak berhasil kulanjutkan,rasa senang yang sempat menyangkut dihatiku menguap bersama nafasku yang berat. kulihat disana terpampang sebuah angka 5 berdampingan dengan angka 1 hanya saja dipisahkan oleh tanda strip,rupanya kami tetap kalah,satu gol tidak bahkan jauh dari cukup untuk menang.
"kapten kita berhasil ! ,kita berhasil mencetak gol ke gawang mereka,solo run mu merepotkan pertahanan mereka,hingga mereka harus menjatuhkanmu,wasit tidak melihat itu sebagai pelanggaran,tapi bola liar menggelinding ke area sisi kiri pertahanan lawan,aku berhasil mengejarnya & mengirim umpan pada adrian,lalu ia melepas tendangan voley ke pojok gawang usai menyambut umpan itu. kita berhasil kapten !" sorak hasan kegirangan,kulihat kini semua rekan2ku sudah mengkerubutiku,wajah mereka tampak ceria & bahagia. "tapi kita tetap kalah.?" ujarku ,"tak apa2 kapten,gol ini saja sudah jadi kemenangan buat kita,sebelumnya gawang mereka tidak pernah bisa dibobol tim manapun di turnamen ini,hanya kita tim satu2nya yang bisa membobol gawang mereka." ridhwan ikut berkomentar,tapi tetap saja ini kekalahan bagiku,& aku merasa paling bertanggung jawab atas semua ini, "maafkan aku teman2 aku tidak bisa membawa kalian menang." jawabku tertunduk, lalu tiba2 sebuah tangan terulur didepan wajahku,aku mendongak rupanya tangan egi.
egi bermaksud membantuku berdiri,saat aku mendongkak tadi aku sadar kalau pandangan rekan2ku tertuju ke arahku,mereka tersenyum bahagia,tak ada kesedihan ataupun kekecewaan,tidak seperti diriku,aku jadi malu sendiri.
aku meraih tangan egi & ia menariku berdiri,kulihat tubuhnya yang tinggi besar,ia telah menjadi tembok pertahanan yang hebat bersama andi,disamping kegemilangan alif dibawah mistar mereka berhasil membuat tim kami tidak kebobolan disepanjang babak ke2. "kamu sudah berjuang kapten,kita semua sudah berjuang" ujarnya sambil menepuk pundakku. aku mengangguk dan tersenyum pada rekan2ku,kami tertawa & bersorak sambil meninggalkan lapangan,kami bersalaman dengan wasit dan tim lawan ditengah lapangan, "senang bisa bermain bersama tim sehebat kalian kapten." ujar kapten tim lawan saat kami berjabat tangan, "sama2 kapten,dan selamat atas kemenangannya." balasku.
saat keluar lapangan tim kami di antar dengan tepuk tangan dan teriakan penonton,luar biasa meriah dan membuat kami tersanjung bercampur haru.
disisi lapangan,kami melihat pak ahmad & pak salim tersenyum ke arah kami sambil ikut bertepuk tangan,kami bersorak & menghambur merangkul mereka,kami tertawa bahagia bersama.
di sela2 hiporia aku memandangi semua rekan2ku yang satu pengajian denganku itu. Ingatanku mengilat pada satu kenangan
Dulu usai pulang sekolah aku & rekan2ku bersama sama memanggul beberapa batang bambu panjang yang tak sengaja kami temukan dijalanan,kami berjalan kaki menempuh jarak 5 km lebih hanya demi ingin membuat sebuah gawang sederhana,saat itu kami juga memangkas rumput lapangan kami sendiri dengan perkakas tetangga.,karena waktu itu belum ada pemotong rumput,dan pemerintah desa membiarkan rumput lapangan tinggi melebat. kami tidak peduli apa kata orang,kami senang dan suka rela melakukannya,meskipun kami kadang di tertawai dan di kritik warga,kami hanya ingin bermain bola.
tak terbayang kami akan sampai disini,di turnamen hebat ini.,meskipun kami akhirnya kalah. tapi kami sudah berjuang. ya kami telah berjuang.
SELESAI.
Terima kasih telah berkunjung dan membaca artikel pada kumpulan cerpen.
Bila berkenan Sobat Esswe Zone bisa membaca artikel yang lainnya bayi lucu, cerita lucu, contoh cerpen, gambar bayi lucu, gambar romantis, history, kartun lucu, kumpulan cerpen, sms lucu, video lucu banget, zombie
No comments:
Post a Comment