Bayangan Semu | Kumpulan Cerpen

Hay sobat esswe Zone....
langsung aja ya guys cerpen  kali ini berjudul "Bayangan Semu"
Karya : Aniez
Selamat Membaca............................................




Mencintaimu...
Hanyalah bayangan semu.
Dimana aku tak bisa menggapaimu.
Mungkin aku hanya bisa berharap, dan mungkin harapanku takkan pernah menjadi nyata.
***
'Ardian, senyummu menggetarkan hatiku'
'Ardian, kerlingan matamu mengguncangkan jiwaku'
'Ardian, hangatnya pelukmu meruntuhkan kokohnya hatiku'
***
Percikan hujan membasahi sepatu yang masih melekat di sepatu hitamku. Dinginnya hujan menyelimuti tubuh mungilku. Suara petir menguak dasar telingaku. Seseorang... Bawa aku lari dari tempat ini. Tubuhku melemah. Pertahananku goyah. Kakiku tak sekuat beberapa jam yang lalu.
“Kau sudah siuman?“ Tanya seorang laki-laki tampan di depanku. Aku menatapnya cukup lama hingga membuatnya menatapku bingung. Mungkin dibenaknya dia bertanya, 'Kenapa? Ada yang salah denganku?'.
“Mungkin kau kebingungan denganku. Perkenalkan aku Ardian. Tadi waktu pulang sekolah aku melihatmu di depan bangunan tua dan saat aku menghampirimu kau terjatuh dan pingsan. Maaf aku tidak tau alamatmu jadi aku membawamu ke rumahku saja. Tidak apa-apa, kan?“ Jelasnya yang diakhiri pertanyaan.
Mungkinkah ini mimpi, Tuhan? Ardian Pratama kini berada di depan mataku. Dia menyelamatkanku dan membawaku ke rumahnya. Sungguh ini di luar dugaan dan ini sungguh-sungguh bagaikan mimpi.
“Oh ... Tidak apa-apa. Terima kasih, ya. Aku akan segera pulang,“ ucapku sembari bangkit dari tempat tidurnya.
“Tunggu. Kondisimu sedang tidak baik. Sebaiknya kau menginap di rumahku. Lagian ini sudah malam,“ cegahnya sambil menahan tanganku. Spontan aku melihat pergelangan tanganku yang berada pada genggamannya. Dia pun mengarahkan matanya ke tempatnya yang sama.
“Maaf.“ Dia terlihat gugup dan segera melepaskan tanganku.
Bayangan Semu
Bayangan Semu
“Nggak papa, kok,“ ucapku sambil tersenyum.
“Iya. Tinggal lah di sini untuk hari ini saja. Kau hanya tinggal sendirian kan di rumah?“ Tanyanya.
Haa? Ardian mengetahui bahwa aku hanya tinggal sendiri di rumah? Bagaimana dia bisa tau? Siapa yang menceritakan padanya.
Aku mengerutkan dahi dan memutar bola mataku.
“Oh sudah jangan difikirkan. Lebih baik kau mandi dan ikut makan malam bersama keluargaku di bawah.“ Ardian beranjak dari tempat tidurnya dan keluar kamar.
Aku masih menyimpan pertanyaan di benakku. Bagaimana Ardian bisa mengetahui tentang privasiku? Padahal di sekolah aku terkenal sebagai orang pendiam dan tak banyak yang mengetahui tentangku kecuali Erlan. Atau jangan-jangan dia yang membocorkan privasiku? Oh, tidak. Aku tidak boleh berfikir negatif tentang sahabatku
***
Usai mandi aku menyusul Ardian di ruang makan. Di sana sudah ada Mama dan Papa Ardian, tentu saja ada Ardian juga. Aku sedikit canggung ketika duduk bersama mereka. Namun, mereka menyambutku dengan baik. Aku bersyukur atas hal itu.
Ardian menarik tanganku dan membawaku ke lantai 2. Dia mengajakku ke balkon rumahnya dan menunjukkan pemandangan yang indah di malam hari. Ada ribuan bintang yang menghiasi gelapnya malam. Bulan sabit tengah bertengger di antara ribuan bintang. Aku melirik Ardian dan dia tengah tersenyum menatap langit gelap. Sepertinya dia menyukai malam.
“Aku menyukai malam seperti aku menyukaimu,“ kata-kata itu terucap begitu saja dari mulut Ardian. Apa maksudnya? Apakah dia mengigau dan membayangkan seseorang yang disukainya? Sungguh aku tak mengerti.
“Menyukaimu sama seperti malam, menyejukkan. Gelap tapi menyinari. Shela, maukah kau menjadi kekasihku?“ Aku tak menyangka, kini Ardian berlutut di hadapanku. Dia menatapku dengan senyumnya yang khas. Dia tampak serius dan aku berhasil dibuatnya bingung. Sebenarnya apa yang ada di fikirannya? Aku dan dia baru kali ini bersama. Mungkin kami sempat bertemu beberapa kali. Tapi, itu tak lebih dari sekedar tersenyum. Tak ada ucapan yang terlontar dari mulut kami ketika bertemu. Dan ... Ini apa maksudnya?
“Shela, aku tau kau menyukaiku. Aku tau kau yang selalu memberiku kado valentine, memberiku coklat saat aku ulang tahun, memberi kartu ucapan 'GWS' saat aku sakit dan menghadiahiku kaos saat aku memenangkan lomba basket. Aku tau itu semua Shela. Dan aku juga menyukaimu. Maukah kau menjadi kekasihku?“ Jelas Ardian dan diakhiri pertanyaan yang benar-benar membuatku bimbang. Aku tak tau harus menjawab apa. Memang benar aku menyukainya. Tapi, semua yang dijelaskannya benar-benar membuatku terkejut. Dari mana dia tau?
***
Semenjak hari itu, Ardian lebih sering memperhatikanku. Sekidit saja ada kabar buruk tentangku, dia langsung datang padaku dan bertanya banyak hal yang terkadang membuatku risih. Entah mengapa semenjak itu aku jadi ingin berhenti menyukainya. Menurutku dia itu over protectif dan aku tidak menyukai itu. Hidupku seperti selalu diawasi dan penuh dengan ocehan-ocehan yang terkadang membuatku muak. Namun, pikiran itu harus kutepis jauh-jauh. Karena aku mencintainya. Ya, dari awal bertemu aku memang sudah mencintainya. Dan semua yang dikatakan Ardian tentang hadiah-hadiah itu memang benar adanya.
Aku mencoba bersikap baik terhadap Ardian. Terhadap sikapnya yang berlebihan. Aku mencoba menerima semua tentang Ardian dan mencoba membuka hati untuk Ardian. Perlu kalian ketahui, meskipun aku menyukai Ardian dan dia telah menyatakan perasaannya padaku, aku belum menjawabnya sama sekali. Hubungan kami belum berstatus jelas, semuanya masih menggantung. Karena aku belum yakin sepenuhnya dengan cinta Ardian. Aku takut suatu hari akan ada gadis yang lebih dariku dan akan merebut Ardian dariku. Aku tidak menginginkan itu dan aku takut akan hal itu.
“Percayalah, meskipun di luar sana ada ribuan gadis yang lebih baik darimu, aku tidak akan berpaling. Karena hanya kau lah yang terbaik untukku.“ Ardian mencium puncak kepalaku setelah mengucapkan kata-kata yang cukup membuat hatiku meyakininya.
“Kuharap kau serius dengan ucapanmu. Kau tidak akan meninggalkanku, begitu pun aku. Sebanyak apa pun pria yang lebih hebat darimu, aku akan tetap berpihak padamu. Karena kau lah yang terbaik untukku. Dan kuharap, hari ini hari dimana status kita resmi menjadi pasangan kekasih dan selanjutnya kau benar-benar tidak akan membuatku terluka.“ Aku menatapnya dengan mata berkaca-kaca.
“Aku janji.“ Ardian mengecup keningku untuk kedua kalinya. Hari ini benar-benar bersejarah antara aku dan Ardian, antara cinta kami yang akan kami rajut seindah mungkin.
***
Hari-hari berjalan dengan baik. Tentang hubunganku dan Ardian, semuanya sudah mengetahuinya tak terkecuali orang tua Ardian. Mereka tidak menentang hubungan kami, mereka malah merestui hubungan kami.
Hingga suatu ketika Ardian mengingkari janjinya. Dia melukaiku. Membuatku kecewa. Membuat hatiku patah, hancur berkeping-keping. Membuat air mataku kering seketika. Sekujur tubuhku mendadak kaku. Syarafku seakan tidak berfungsi lagi. Dan aku lelah, aku tak tau harus mengungkapkan semua ini dengan apa untuk membuat semuanya mengerti. Bahwa aku benar-benar mencintai Ardian dan tak ingin melepaskannya.
'Maaf. Kayla lebih membutuhkanku. Aku harus bisa membahagiakannya di sisa akhir hidupnya. Kuharap kau bisa mengerti. Ardian.'
Sepucuk surat yang membuatku hilang kendali emosi. Tangisku pecah di tengah malam ini. Hatiku benar-benar terluka oleh ribuan pisau. Perih dan entah apa yang bisa menyembuhkannya. Kegelisahanku selama ini benar-benar terjadi. Ardian membuatku terluka dan pergi begitu saja dari hidupku. Aku benar-benar bodoh dan menyesali perbuatanku yang ceroboh ini. Dan sekarang, siapa yang harus disalahkan? Aku, atau kah Ardian?
***
'Ardian, hatiku terluka olehmu.'
'Ardian, tolong segeralah ambil pisaumu yang menancap di dadaku.'
'Ardian, tenyata kau hanyalah bayangan semu dari cintaku.'
- End -


Semoga bermanfaat Cerpen saya kali ini.....
untuk dapat melihat kumpulan cerpen saya lainnya silahkan lihat pada kumpulan cerpen hanya di Esswe Zone 


Bayangan Semu | Kumpulan Cerpen Rating: 4.5 Diposkan Oleh: Unknown

No comments:

Post a Comment